Thursday, September 13, 2012

Sebelum Meledak, Pilot Sukhoi Ngobrol

The wreckage of a Russian Sukhoi aircraft is scattered on Mount Salak near BogorJakarta Setelah 9 bulan pesawat Sukhoi mengalami kecelakaan, akhirnya  Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Selasa siang (18/12/2012)  mengumumkan penyebab jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 yang meledak di Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat, pada  9 Mei 2012.

Ketua KNKT Tatang Kurniadi dalam keterangan pers, di Kantor KNKT mengatakan, jatuhnya pesawat naas yang tengah melakukan joyflight atau demo terbang tersebut akibat kesalahan manusia atau human error.

Tatang mengungkapkan dari rekaman kotak hitam yang telah diselidiki, pilot pesawat asal Rusia itu diketahui menjelang detik kecelakaan sedang mengobrol. “Karena mengobrol pilot tidak focus dan mengabaikan peringatan sehingga pilot tidak mengubah (jalur) pesawat yang telah keluar dari orbit,” terang Tatang. “Harusnya pilot itu konsentrasi.”

Tidak hanya itu, pilot juga mengabaikan peringatan Terrain Awareness and warning system (TWSA) yaitu alat pencegahan tabrakan yang sudah berbunyi 6 kali.

Pilot mengira ada masalah data base sehingga alat itu justru dimatikan, padahal justru memperingatkan ada benda yang akan menabrak pesawat. “TAWS mengirimkan peringatan ‘terrain ahead’ (ada daratan di depan) sebelum tabrakan, diikuti oleh 6 peringatan ‘avoid terrain’. Pilot In Command mematikan TAWS karena berasumsi bahwa ada masalah database,” lanjut Tatang Kurniadi.

Selain itu, hasil investigasi juga diketahui pesawat tersebut tidak dilengkapi peta area Bogor sehingga tidak bisa membaca medan. “Tak hanya itu, awak pesawat juga mengabaikan peringatan petugas pengatur lalu lintas udara,” cerita Tatang.

Selain itu, kata Tatang, ada KNKT menganalisa data kotak hitam yang terdiri dari Flight Data Recorder (FDR) yang berisi 471 parameter selama 150 jam terbang, termasuk rekaman 22 menit terakhir saat kecelakaan. Ada 11 temuan KNKT yang dirilis di situs resmi KNKT di antaranya, rute penerbangan direncanakan bukanlah rute udara resmi yang diterbitkan.

Sedangkan investigator anggota Kapten Nurcahyo mengatakan tabrakan bisa dihindari apabila setelah 24 detik pilot belok kiri sesuai warning TAWS dan itu masih berfungsi dengan benar.

Seperti diketahui pesawat sukhoi ini meledak di Gunung Salak mengakibatkan 45 penumpang tewas. Diantaranya 35 orang warga negara Indonesia dan 10 warga negara asing, sedangkan pesawat terbelah dua.(dwi/sir)


Poskota

0 comments:

Post a Comment