Saturday, January 12, 2013

SBY terkesan saat coba mobil listrik inisiatif Dahlan

Jakarta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ternyata juga telah menjajal mobil listrik buatan anak negeri yang diinisiasi Menteri BUMN Dahlan Iskan yang selama ini tergabung dalam lima putra petir.

Dahlan bercerita, pada saat perjalanan dari Bali seusai melihat persiapan KTT APEC menuju Surabaya, SBY sempat menjajal mobil listrik garapan putra petir tersebut. Tak hanya SBY, beberapa menteri juga menyempatkan diri untuk mencoba mobil beremisi nol itu.

"Jadi di Magetan setelah makan siang Presiden SBY naik mobil listrik produksi Surabaya yang mirip mobil Carry. Yang naik Menristek, Menkeu, Mensesneg," ungkap Dahlan ketika ditemui di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, kamis (13/12).

Menurut pengakuan Dahlan, SBY mengaku terkesan dengan mobil yang dia coba saat itu, yaitu mobil listrik buatan Ravi Desai tersebut. Saat mencoba mobil yang dibuat oleh PT Great Asa Link itu SBY disopiri oleh ajudannya.

Selain mobil listrik Ravi, Ahmadi juga dicoba oleh Mensesneg Sudi Silalahi. "Mobil yang Presiden disetir ajudannya, Mensesneg nyetir sendiri," kata Dahlan.(mdk/rin)


Merdeka

Wednesday, January 9, 2013

Krisis Energi, RI Perlu Persiapkan Strategi

Ilustrasi (Foto: Okezone)Jakarta Indonesia perlu mempersiapkan potensi krisis energi. Pasalnya produksi minyak mentah Indonesia di bawah konsumsi nasional yaitu mencapai 750-800 ribu barel per hari (bph) pada 2015 sampai 2020.

Pengamat Migas Sutadi Pudjo Utomo menyatakan, pada 2015-2020 mendatang, kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) dalam negeri hingga mencapai 1,6 juta-1,75 juta barel per hari. Hal tersebut tidak seimbang dengan hasil minyak mentah.

"Bagaimana rawannya penyediaan BBM dalam negeri kalau sekarang tidak membuat strategi," ujar Pudjo, di Jakarta, Kamis (13/12/2012).

Menurut Pudjo, untuk mengatasi kerawanan tersebut, Indonesia perlu membangun kerjasama global dalam penyediaan energi nasional. Kerjasama ini bisa dilakukan antara pengelola migas global (major oil company/MOC) guna mengembangkan eksplorasi di luar negeri demi menjaga ketersediaan BBM.

"Dengan MOC untuk pengamanan penyediaan BBM di dalam negeri," tutup Pudjo.(gnm)


Okezone

Saturday, January 5, 2013

Potensi Gelombang Laut Penghasil Listrik

Ilustrasi Gelombang Laut
Bandung Lautan di kawasan timur Indonesia tak hanya berpotensi akan minyak dan gas bumi, tapi juga penghasil arus listrik. Studi para dosen dan alumni ITB menemukan potensi energi terbarukan di sejumlah selat di sana sebagai penghasil listrik. Sumbernya berasal dari arus laut.

Guru besar Oseanografi ITB, Safwan Hadi, mengatakan, ada tiga sumber listrik baru dari kelautan di Indonesia, yaitu angin, gelombang, dan arus laut. Potensi gelombang laut penghasil listrik berada di laut selatan Jawa dan laut barat Sumatera. "Dari ketiganya, arus laut yang paling berpotensi. Arus laut bisa menggerakkan turbin untuk menghasilkan listrik," ujarnya di sela diskusi 55 Tahun Deklarasi Djuanda di ITB, Kamis, 13 Desember 2012.

Batas minimal arus laut yang bisa menghasilkan listrik yaitu arus berkecepatan 2 meter per detik. Arus sekencang itu hingga 3 meter per detik ditemukan di sejumlah selat di Indonesia timur. "Selat Lombok, Selat Alas antara Lombok dan Sumbawa, Larantuka, dan Selat Bali," kata Safwan.

Turbin arus laut yang sempat dirintis ITB bekerja sama dengan Politeknik Negeri Bandung sempat mandek setelah penggagasnya, Iskandar Alisjahbana, wafat. Kini, kata Safwan, pembuatan turbin itu dilanjutkan sebuah perusahaan lokal di Jakarta yang pendanaannya dibantu Bank Dunia dan telah diuji coba di Selat Bali. "Turbin dari Spanyol ada, tapi harganya sangat mahal," katanya.

Potensi listrik dari Selat Lombok, misalnya, berkisar 80-100 kilowatt per turbin. Masalah yang masih harus diperbaiki pada riset berikutnya, kata Safwan, yaitu meningkatkan daya listrik yang dihasilkan. Juga kapasitas penyimpan listrik untuk menstabilkan pasokan setrum ketika arus menyurut.

Peringatan 55 Tahun Deklarasi Djuanda yang lahir pada 13 Desember 1957 digelar Masyarakat Garis Depan Nusantara, ITB, Wanadri, dan Rumah Nusantara. Deklarasi itu, ujar panitia acara Ipong Witono, berhasil meyakinkan PBB dalam pembuatan konvensi tentang hukum laut pada 30 April 1982, sehingga wilayah Indonesia daratan dan lautan bisa bersatu. Djuanda Kartawidjaja, yang saat itu jadi Perdana Menteri pada 1957-1959, dibantu pakar hukum laut dari Universitas Padjadjaran Mochtar Kusumaatmadja. Nama Ir.H. Djuanda diabadikan sebagai nama jalan di Kota Bandung sebagai pengganti nama Jalan Dago.


● Tempo

Thursday, January 3, 2013

ITB Gandeng Belanda Bangun Pembangkit Listrik di Papua

http://m.itoday.co.id/timthumb.php?src=http://www.itoday.co.id/images/stories/itoday-images/itb2.jpg&h=auto&w=140&a=tlJakarta Sebagai salah satu wilayah yang kaya dengan sumber daya mineral, Papua justru masih terkendala dalam masalah listrik. Institut Teknologi Bandung (ITB) mencoba memberikan kontribusi dengan menghadirkan pembangkit listrik tenaga surya untuk Gedung Balaikota Jayapura, menggandeng University of Twente, Belanda.

"Pembangunan sistem pembangkit listrik tenaga surya tersebut diharapkan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pembangunan di Kota Jayapura dengan menyalurkan energi listrik bagi gedung pemerintah daerah," ujar Rektor ITB Akhmaloka, seperti dilansir dari situs ITB, Kamis (13/12).

Pembangunan pembangkit listrik tenaga surya di Kota Jayapura tersebut sudah dimulai sejak tahun lalu." tutur Ketua Lembaga Penelitan dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) ITB, Wawan A Gunawan menuturkan, selain pembangkit listrik tenaga surya, ITB juga bekerja sama dengan University of Twente dalam mengembangkan pusat keilmuan dan pengetahuan energi surya.

Pembangunan sistem energi surya ini termasuk sistem energi yang terbesar di Indonesia. Dengan kapasitas 35,46 kWp dan daya listrik 52.000 kWh per tahun. Sistem energi surya ini juga dapat mereduksi emisi karbon sebesar 70 ton per tahun.

Pimpinan proyek dari Indonesia Armi Susandi memaparkan, proyek pembangkit listrik tenaga surya ini merupakan salah satu upaya untuk mengatasi krisis energi fosil dengan memperkenalkan energi baru yang terbaharui.

Armi juga menuturkan, proyek ini juga merupakan bukti kerja sama konkret antara negara maju dan negara berkembang dalam mengatasi perubahan iklim global.*


itoday

Tuesday, January 1, 2013

Mobil Listrik Nasional Akan Dirilis Mei 2013

http://assets.kompas.com/data/photo/2012/10/07/1415011p.jpgMenteri BUMN Dahlan Iskan mengecek kondisi terakhir mobil listrik Ferrari yang dibuat di Yogyakarta, Sabtu (6/10/2012). [Foto: Kompas.com/Didik]

Jakarta Menteri BUMN Dahlan Iskan memastikan mobil listrik nasional akan dirilis pada Mei 2013. Saat ini mobil listrik tersebut masih dalam perakitan.

"Presiden akan melakukan launching mobil listrik nasional bulan Mei tahun depan, tetapi tanggalnya masih dicari. Launching mobil listrik secara nasional oleh Presiden," ungkap Dahlan saat ditemui di Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (13/12/2012).

Menurut Dahlan, mobil listrik yang akan dirilis tahun depan nanti akan berjenis carry. Mobil jenis ini akan melengkapi dua jenis mobil listrik sebelumnya yaitu mobil listrik jenis city car dan ferrari.

Dalam peluncurannya nanti, mobil listrik berjenis carry ini akan memiliki jumlah tujuh kursi penumpang. Beda dengan mobil listrik jenis ferrari (dua orang) maupun city car (empat orang).

Dengan kapasitas tujuh kursi tersebut, Dahlan akan mengajak menteri-menteri di kabinet Indonesia Bersatu jilid kedua untuk bisa mencobanya. Dijadwalkan, mobil listrik jenis carry ini akan diuji coba oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi, Menteri Keuangan Agus Martowardojo, Menteri Riset dan Teknologi Muhammad Hatta, dan Menteri BUMN Dahlan Iskan.

Mobil listrik yang berkapasitas tujuh orang tersebut rencananya telah dilengkapi dengan baterai pendukung. "Ini untuk mengantisipasi jika baterai habis saat di jalan," tambahnya.

Sebelumnya, saat meninjau ke Surabaya Jawa Timur sebagai rangkaian tinjauan APEC 2013, Presiden menyempatkan diri untuk mencoba mobil listrik tersebut. "Saat di Magetan setelah makan siang, Presiden juga sempat mencoba menggunakan mobil listrik tersebut," katanya.


Kompas

Monday, December 31, 2012

★ Viper Class

VIPER Class merupakan kapal patroli cepat TNI AL buatan putra-putra Indonesia. Seluruh kapal dibuat oleh Fasilitas Pemeliharaan dan Perbaikan (fasharkan) TNI AL yang mempunyai panjang 39-40 meter. Merupakan jenis kapal Patrol Craft (PC-40) hasil karya dan modifikasi prajurit terbaik matra laut.

Latihan airsoftgun di KRI Viper 820 (Foto SAC)
TNI AL membutuhkan banyak kapal untuk patroli maupun angkutan untuk menjaga keamanan dalam negeri. Karena anggaran yang terbatas, maka diusahakan untuk membuat kapal patroli sendiri melalui Dislitbang TNI AL, yang mendesain kapal kecil ukuran PC 36 dan PC 40 dengan biaya yang relatif murah.

Akhirnya prototipe kapal pertama berhasil dibuat sekitar tahun 2000an dan menjadi desain yang mumpuni untuk dibuat massal dengan memaksimalkan Fasharkan TNI AL diseluruh nusantara berserta mitra kerjanya. Bahannya pun dipilih yang ringan dan ekonomis dari bahan Fiberglass yang terbukti cukup bagus.

Dari kapal Patroli PC 36 jenis Boa Class, TNI AL merasa cukup puas dan memulai dengan ukuran yang lebih besar PC 40, maka kapalpun dibuat diberbagai fasilitas Angkatan Laut di nusantara.

Dari tipe PC 40 meter ini TNI AL membuat beberapa jenis yang serupa tapi ada perbedaan kecil secara detail sampai dengan desain yang berbeda tapi ukurannya sekitar 40 meter. Bersama dengan Galangan kapal dalam negeri, TNI AL mencoba terus untuk produksi kapal patroli untuk memenuhi kebutuhan dalam menjaga kedaulatan NKRI. Desainnya terus berubah dengan serapan teknologi dari luar, design by design pun dicoba untuk di produksi.

Salah satu kapal dengan kapal ukuran 40 meter yang dikenal adalah tipe Tarihu Class, Krait Class maupun yang terakhir dan menjadi andalan TNI AL yaitu Clurit Class. Tipe terakhir pun fungsinya setingkat lebih baik karena di persenjatai dengan CIWS maupun rudal anti kapal yang rencananya buatan Cina. Dan masuk dalam satuan kapal cepat (Satkat). Rencananya TNI AL akan memesan 6 unit kapal jenis ini pada PT Palindo, Batam. Melihat kebutuhan akan banyaknya kapal, Clurit Class cocok untuk diperbanyak dan di tempatkan di semua pangkalan TNI AL untuk menjadi kekuatan dasar pangkalan sebelum kapal lainnya membantu.

Kembali ke kapal jenis Viper Class ini akhirnya tahun 2005-2006 dibuat beberapa unit di fasharkan TNI AL dan banyak berguna dalam menjaga perairan Indonesia. Selain sebagai kapal patroli pantai, kapal ini juga digunakan sebagai kapal SAR dalam mencari korban kecelakaan di laut maupun penindakan penyelundupan di perairan Indonesia.

Kapal kelas ini digerakkan oleh tiga mesin pokok masing – masing berkekuatan 1100 HP, mampu melaju hingga 29 knot. Dengan kecepatan jelajah 15 knot, kapal ini bisa berlayar hingga lima hari dengan 20 orang ABK. Bagian haluannya dilengkapi dengan dudukan senjata untuk kanon mitraliur laras ganda 25 mm buatan Rusia dan senjata mesin berat (SMB) 12,7 mm pada buritan. Kapal bercat doreng ini dilengkapi dengan ruang pusat informasi tempur, ruang komunikasi dan gudang amunisi. Kapal ini berfungsi untuk antikapal permukaan dan antiserangan udara terbatas.

Kapal patroli PC-40 Kelas Viper

#  Nama kapal                 Buatan                                Tahun       Bertugas sejak
1  KRI Viper 820              Fasharkan TNI AL Jakarta                   19 Oktober 2006.
2  KRI Piton 821              Fasharkan TNI AL Mentigi   2005        19 Oktober 2006.
3  KRI Weling 822            Fasharkan TNI AL Mentigi   2005        19 Oktober 2006.
4  KRI Matacora 823       Fasharkan TNI AL Mentigi    2006        14 Maret 2008.
5  KRI Tedung Selar 824 Fasharkan TNI AL Jakarta                     14 Maret 2008.
6  KRI Boiga 825             Fasharkan TNI AL Manokwari         1 Agustus 2007 (terbakar 2010)

 Spesifikasi Umum
Jenis:Type PC-40 patrol boat
Berat:100 tons
Panjang:40 m (131 ft 3 in)
Lebar:7.3 m (23 ft 11 in)
Kecepatan:29 knots (54 km/h; 33 mph)
Jelajah:4 days
Persenjataan:
  • 25 mm (1 in) machine guns
  • 12.7 mm (0.50 in) machine guns
Berikut Foto Kapal Viper Class :

 KRI Viper 820 

KRI Viper 820 (Foto Formil Kaskus)

 KRI Piton 821 

KRI Piton 821 merupakan kapal patroli TNI AL yang bertugas di daerah Papua dan berpangkalan di Lantamal X TNI AL.

KRI Piton 821 (Foto Havitdema)

 KRI Weling 822  

KRI Weling 822 (Foto Berita HanKam)

 KRI Matacora 823  


KRI Matacora 823 (Foto Armabar)

 KRI Tedung Selar 824  


KRI Tedung Selar 824

 KRI Bolga 825 

Nama Boiga diambil dari nama latin ular Tiung Cincin, yakni Boiga Dendrophilia. Ular ini salah satu jenis ular ganas yang hidup di kawasan hutan bakau di semua kepulauan di Indonesia.

Menurut Berita Antara tanggal 26 juli 2010 kapal ini terbakar di Dermaga Ujung, Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur. Hampir 50 persen terbakar dan bagian kapal sudah miring tenggelam ke laut yakni bagian buritan dan lambung kiri dari kapal itu, sehingga menyisakan sisi kanan saja. Beruntung tidak ada korban jiwa. Akhirnya TNI AL memutuskan untuk mengkandas kapal ini di Lokasi kejadian.


(semua data dan foto dari berbagai sumber)

 Garuda Militer 

Saturday, December 29, 2012

Kisah Hidup dan Mati di Pesawat

Di penerbangan apapun bisa terjadi (Foto: News)Jakarta Sebagian besar orang pernah merasakan duka saat melakukan penerbangan. Bukan karena kecelakaan pesawat, melainkan meninggalnya salah seorang penumpang.

Meskipun jarang, beberapa penumpang telah menyaksikan kematian juga kelahiran saat penerbangan. Hal ini terungkap dalam survei yang dilakukan oleh situs wisata, Wego.

Laporan paling umum kematian di pesawat adalah serangan jantung. Bahkan, pernah ada pasangan pengantin baru yang mengalami serangan jantung ketika seluruh kru pesawat mendadak mengalami sakit perut akibat bakteri dan membuat panik penumpang lain.

Melihat serangan jantung ternyata dapat membuat penumpang lain ikut trauma. Seorang wisatawan melihat penumpang wanita di dekatnya saat di pesawat meninggal karena serangan jantung, setelahnya dia mengalami trauma selama enam tahun.

Untuk mengatasi kematian yang tak terduga ini, beberapa maskapai menyediakan kamar mayat di armadanya. Salah satunya adalah Singapore Airlines, yang memiliki kamar mayat di armada A340-500. Maskapai lain yang tidak memiliki fasilitas serupa, hanya memindahkan jenazah ke kursi cadangan dan ditutupi selimut hingga pesawat mendarat.

Selain kematian, proses kelahiran juga sering terjadi di pesawat. Maskapai sebenarnya memiliki peraturan khusus bagi para penumpang yang tengah hamil, namun tak pelak beberapa bayi pernah lahir juga di pesawat.

Salah satunya adalah penerbangan dari Darwin ke Sydney, dimana penerbangan tersebut terpaksa dialihkan karena seorang penumpangnya melahirkan di tengah perjalanan. Proses kelahiran itu dilakukan di lorong pesawat.

Menurut peraturan PBB, bayi yang lahir di udara mengambil kewarganegaraan negara di mana pesawat tersebut terdaftar, namun juga tetap mempertimbangkan kebangsaan orangtua.


Okezone

Thursday, December 27, 2012

★ Remote Control Weapon System Tank AMX-13 APC TNI AD

RCWS AMX-13 dengan SMB Browning 12,7 mm
Dalam sebuah defile, sudah jamak ranpur (kendaraan tempur) baik itu panser dan tank ditampilkan. Efek kehadiran ranpur memang cukup besar, bisa menciptakan daya deteren sekaligus menampilkan show of force yang amat kentara. Dalam tiap defile ranpur lapis baja, terlihat sosok juru tembak pada kubah kanon yang terlihat gagah dan perkasa dengan atribut helmet khusus kavaleri. Hal tersebut tentu sah-sah saja, pasalnya segenap kru ranpur memang sedang dalam posisi memberi hormat pada tamu VIP di podium.

Tapi lain halnya pada pertempuran sesungguhnya, posisi juru tembak dengan kepala dan badan ditonjolkan diatas kubah bisa mengundang maut, apalagi dalam perang kota. Tidak jarang juru tembak (gunner) kanon pada ranpur jenis APC (armoured personnel carrier) jadi sasaran empuk penembak jitu (sniper). Sebagai contoh dalam operasi militer TNI menumpas GAM (Gerakan Aceh Merdeka) beberapa tahun lalu, sampai-sampai panser BTR-40 dibuatkan kubah (copula) khusus untuk melindungi keselamatan juru tembaknya.

Meski TNI AD memiliki beberapa ranpur APC yang lebih modern, seperti tank Stormer, tetap saja urusan keselamatan juru tembak pada SMB (senapan mesin berat) Browning M2HB kaliber 12,7 mm kurang optimal, hanya mengandalkan perisai baja terbatas. Malahan yang lebih rawan lagi juru tembak pada tank APC AMX-13 (AMX-VCI) buatan Perancis. Meski usianya sudah tua, tank ringan AMX-13 (versi kanon dan versi APC) masih tetap digunakan hingga kini secara masif. Untuk jenis AMX-13 VCI (VĂ©hicule de Combat d’Infanterie) kabarnya TNI AD punya 200 unit, dimana tank tersebut dipersenjatai satu pucuk SMB 12,7 mm.

RCWS di AMX-13

RCWS dengan teknologi thermal memungkinkan untuk membidik target dalam kegelapan.

Dalam pengembangan selanjutnya, Litbang Pussenkav TNI AD melakukan terobosan untuk melakukan upgrade sistem senjatan pada AMX-13 VCI. Bila yang tadinya juru tembak ‘kudu’ menonnjolkan kepala saat membidik senjata ke target, maka kini hal tersebut bisa ditinggalkan, keselamatan juru tembak bisa ditingkatkan, ditambah sasaran bisa dibidik secara tepat meski dalam kegelapan malam, dan cuaca berkabut sekalipun. Kok bisa ya?

Jawabannya adalah berkat adopsi RCWS (Remote Control Weapon System). Dengan RCWS, juru tembak cukup memonitor target lewat layar beresolusi 1024×268 pixels. Dengan kendali berupa joystick, secara simultan laras kanon dapat diarahkan menuju target. Bila sasaran di layar sudah terkunci, dengan firing button juru tembak dapat melepaskan tembakan ke sasaran sejauh 1.800 – 2.000 meter. Mau tembakan single, atau full otomatis juga bisa dilakukan dari sini.

Ada beberapa komponen dalam RCWS, dibawah laras senjata ada optronic sensor yang berisi LRF (laser range finder) dan kamera. Optronic sensor ini merupakan elemen vital, maka itu ditempatkan dalam box yang terbuat dari logam anti peluru. Mau tahu kemampuan Optronic sensor ini? Dapat melakukan zooming thermal hingga 36x pembesaran, dapat mengenali target manusia pada jarak 1.500 meter, dan target kendaraan bergerak pada jarak 2.500 meter.

Box Optronic sensor, di dalam box lapis baja ini terdapat beberapa perangkat vital, seperti thermal sight dan tentunya lensa kamera.

Sebagai elemen vital yang berisi aneka sensor, Optronic dirancang tahan terhadap getaran/goncangan, tahan terhadap kelembaban temperature -40 sampai 50 derajat Celcius, tahan terhadap pasir/debu, tahan terhadap air dan hujan, serta mampu menembus kabut dan asap. Untuk kubah (copula) dapat digerakan dengan rotor yang dapat berputar 360 derajat, tingkat elevasi laras -20 sampai 50 derajat, dan azimuth rate < 1 rad – 1 rad per detik.

Dalam operasionalnya, SMB 12,7 mm sudah dilindungi dengan plat baja, sayangnya dalam uji coba model yang digunakan masih menggunakan box amunisi, dimana 1 box terdiri dari 250 peluru, dan bila peluru habis, penggantian serta pemasangan amunisi harus dilakukan secara manual.

Ruang Kendali & Sistem Komputer

Sistem kendali dan komputer RCWS, nampak layar LCD dan joystick.

Dalam ajang Indo Defence 2012, diperlihatkan secara gambang sistem kendali RCWS rancangan Pussenkav. Terdiri dari computer mini portable core i7, RAM 4GB, HDD 500GB. Untuk layarnya berukuran 10.5 inchi dengan resolusi 1024×268 pixels. Untuk jenis kendalinya menggunakan joytick dengan firing button, laser range finder control, thermal sight control switch, camera zoom control switch, dan manual safety overrid. Bila layar kurang jelas, juru tembak juga dapat mengatur tingkat kecerahan layar (brightness), contrast, dan color display adjuster. Rangkaian ini juga diamankan dengan adanya safety fire lock switch.

Untuk tenaganya menggunakan konsumsi listrik sebesar 150 watt, 24 V DC. Untuk gelar operasinya, dilengkapi power backup selama 1 jam.

Kelemahan RCWS


Ada kelebihan tentu juga ada kekurangan, pada rangkaian Optronic memang sudah dilengkapi box berpelindung lapisan anti peluru. Tapi kelemahannya terletak pada lensa kamera. Lensa kamera tidak dapat dibuat dari bahan kaca anti peluru. Sebab untuk menjamin pencitraan yang sempurna, adanya lensa dengan tambahan ketebalan dapat mengganggu output visual pada layar. Maka dari itu, setiap RCWS di ranpur mana pun titik lemahnya adalah pada lensa kamera. Sniper lawan tidak lagi membidik juru tembak, tapi kini yang disasar adalah lensa kamera.

Selain dijajal pada SMB 12,7 mm, RCWS juga cocok diterapkan pada senapan mesin dengan kaliber yang lebih kecil, semisal untuk GPMP FN MAG kaliber 7,62 mm. Hal ini cocok dipasangkan pada jenis ranpur beroda ban sekelas BTR-40, Panhard VBL atau Pakci. Hanya sayannya, sampai saat ini belum ada ranpur TNI AD yang di upgrade senjatanya menggunakan RCWS. Pihak Litbang Pussenkav sendiri terus melakukan uji coba dan penyempurnaan. Semoga saja kelak hasil jerih payah ini dapat diadopsi secara resmi di etalase ranpur TNI AD. (Haryo Adjie Nogo Seno)


Monday, December 24, 2012

BASARNAS Beli Dauphin Dari PT.DI

Bandung Badan SAR Nasional akhirnya menjatuhkan pilihannya atas pengadaan helikopter terbaru mereka. Badan SAR memutuskan membeli helikopter dari PT.Dirgantara Indonesia alias PT.DI. Namun yang mengejutkan adalah, helikopter itu adalah dari jenis AS-365N3+ Dauphin. Jadi nantinya PT.DI lah yang akan membuat 2 buah helikopter Dauphin untuk Basarnas. Kepastian jenis helikopter itu sendiri sudah dikonfirmasi Humas PT.DI.


Dalam kontrak senilai hampir 270 Miliar rupiah tersebut, PT.DI akan membuat 2 buah heli Dauphin. Dengan pengadaan ini, komitmen Basarnas menggunakan produk dalam negeri terlihat jelas. Satu hal yang patut diacungi jempol. PT.DI sendiri sudah memiliki MoU dengan Eurocopter untuk memproduksi heli buatan eropa tersebut.


Namun demikian, dalam kontrak pengadaan, Pabrikan Agusta juga masuk sebagai cadangan. Apabila, PT.DI wanprestasi, maka helikopter dari Agusta akan masuk mengisi arsenal Basarnas.

Di Indonesia, heli Dauphin telah dipakai oleh Polisi Udara. Heli sejenis juga dipakai oleh US Coast Guard dan berperan sebagai heli SAR. Dengan demikian, Heli Dauphin dipastikan cocok dan tangguh untuk operasi SAR.



© ARC

Saturday, December 22, 2012

24 Bandara Indonesia Berwajah Baru

Sebagian besar yang dibangun merupakan bandara perintis.


Jakarta Kementerian Perhubungan berencana membangun dan memperluas 24 bandara baru sepanjang 2013-2015. Mayoritas yang dibangun sebagai bandara perintis dan berlokasi di Indonesia timur.

Direktur Bandar Udara Kementerian Perhubungan, Bambang Cahyono, menjelaskan, Kementerian Perhubungan telah menganggarkan Rp5,08 triliun untuk merehabilitasi dan membangun 24 bandara itu.

"Anggaran itu juga untuk merehabilitasi 186 bandara di Indonesia," kata Bambang kepada VIVAnews di Jakarta, Kamis 13 Desember 2012.

Berikut ini adalah daftar bandara yang akan rampung pada 2013-2015:

Tahun 2013 (12 bandara)

1. Medan Baru, Sumatera Utara
2. Pekonserai, Lampung Barat
3. Muara Bungo, Jambi
4. Bawean, Jawa Timur
5. Bone, Sulawesi Selatan
6. Umarorong, Sulawesi Barat
7. Kufar, Maluku
8. Tual baru, Maluku
9. Saumlaki Baru, Maluku
10. Waisai, Raja Ampat
11. Kamanap Serui, Papua
12. Waghete Baru, Papua

Tahun 2014 (7 bandara)

13. Enggano, Bengkulu
14. Muara Teweh baru, Kalimantan Tengah
15. Tebelian, Kalimantan Barat
16. Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah
17. Miangas, Pulau Terluar Indonesia berbatasan dengan Filipina
18. Namniwel, Maluku19. Moa, Maluku

Tahun 2015 (5 bandara)

20. Morowali, Sulawesi Tengah
21. Buntu Kunik, Sulawesi Selatan
22. Segun, Papua
23. Sinak Baru, Kalimantan Selatan
24. Werur, Papua

(art)

Pemerintah Bangun dan Perluas 24 Proyek Bandara

"Dari 24 bandara tersebut, lebih banyak di kawasan Indonesia timur." 

Pemerintah segera merealisasikan dan merampungkan pembangunan 24 proyek bandara di Indonesia. Pembangunan tersebut meliputi pengembangan dari yang sudah ada maupun mendirikan bandara baru.

"Dari 24 bandara tersebut, lebih banyak di kawasan Indonesia timur," kata Bambang S. Ervan, Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan kepada VIVAnews di Jakarta, Selasa 11 Desember 2012.

Bambang mengungkapkan, bandara-bandara tersebut nantinya merupakan hasil pengembangan atau relokasi bandara yang sudah ada dan pembangunan bandara baru.

"Yang kami bangun itu seperti bandara Muara Teweh, Pandeglang, dan Karawang sebagai penopang Soekarno-Hatta," ujarnya.

Sebelumnya, Kementerian Perhubungan mengaku telah menyiapkan tujuh lokasi alternatif untuk pembangunan bandara baru yang akan berfungsi sebagai penopang Bandara Soekarno-Hatta yang sudah mulai padat seiring dengan perkembangan industri penerbangan Tanah Air.

Berikut di antara 24 bandara yang akan dan sedang dibangun tersebut:

1. Bandara Kualanamu, Medan.
2. Bandara Pasaman Barat, Sumatera Barat.
3. Bandara Murung Raya, Kalimantan.
4. Bandara Rokan Hilir.
5. Bandara Anambas.
6. Bandara Mamasa, Sulawesi Barat.
7. Bandara Muara Teweh, Kalimantan Tengah.
8. Bandara Tana Toraja Baru.
9. Bandara Tual Baru, Maluku.
10. Bandara Segun, Sorong.
11. Bandara Nabire Baru, Papua.
12. Bandara Sinak Baru, Papua.
13. Bandara Samarinda Baru.
14. Bandara Sintang Baru, Kalimantan.
15. Bandara Waghete Baru, Papua.
16. Bandara Pandeglang, Jawa Barat.
17. Bandara Karawang, Jawa Barat.

(art)

Angkasa Pura II Operasikan Bandara di Dekat Danau Toba

Bandara Silangit diharapkan dapat dongkrak wisatawan ke Danau Toba.

Kementerian Perhubungan secara resmi menyerahkan kegiatan operasional Bandara Silangit, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara, kepada PT Angkasa Pura II (Persero). Bandara yang terletak dekat danau Toba ini diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat.

Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Herry Bhakti, menjelaskan dengan dialihkannya penyelenggaraan operasional dari Kementerian Perhubungan kepada Angkasa Pura II, Bandara Silangit diharapkan dapat menjadi ujung tombak perekonomian kawasan Danau Toba dan sekitarnya, salah satunya dengan meningkatkan potensi pariwisata daerah yang telah ada.

"Banyak sekali potensi penunjang pariwisata yang dapat digali di sana. Angkasa Pura II ke depan diharapkan dapat menginspirasi munculnya potensi-potensi lain yang belum muncul," kata Herry Bhakti, Jumat 14 Desember 2012.

Menanggapi hal tersebut, Tri S Sunoko menjelaskan, serah terima ini salah satu bentuk sinergi strategis antara Ditjen Perhubungan Udara dan Angkasa Pura II untuk meningkatkan fungsi dan pelayanan pengoperasian Bandara Silangit.

Angkasa Pura berjanji untuk mengoptimalisasikan peran Bandara Silangit guna meningkatkan aksesibilitas hubungan udara di Kawasan Danau Toba dan sekitarnya.

Tri Sunoko berharap di bawah pengelolaan Angkasa Pura II, peran Bandara Silangit ke depan tidak lagi sebatas sebagai tempat mendarat dan lepas landas pesawat, maupun hanya menjadi sarana penunjang perpindahan orang dan barang melalui angkutan udara.

Lebih dari itu, Bandara Silangit harus mampu menjadi bandara yang dapat memberikan manfaat yang lebih terhadap masyarakat di kawasan Danau Toba dan sekitarnya, maupun Sumatera Utara secara luas.

"Khususnya dalam meningkatkan jumlah wisatawan baik domestik maupun mancanegara, dan menggerakkan investor untuk menanamkan modalnya di kawasan ini. Bagi Angkasa Pura II, ini merupakan tantangan yang sangat besar," papar Tri Sunoko.

Melalui penugasan ini, manajemen Angkasa Pura II akan memaksimalkan upaya pembenahan bandara yang dibangun semasa penjajahan Jepang tersebut. Letak Bandara Silangit sangat strategis, diapit sembilan wilayah kabupaten di sekitarnya. Hal ini menjadi fokus pengembangan yang akan dilakukan Angkasa Pura II ke depan.

Proses pengkajian (feasibility study) pengalihan tugas ini, telah dilakukan Angkasa Pura II sejak November 2012 dan selesai pada Desember 2013. Adapun kajian yang dilakukan antara lain aspek finansial, teknis, operasional, SDM, ekonomi, hingga dampak sosial terhadap masyarakat di lingkungan bandara.(adi)


VIVA.co